Selasa, 03 Mei 2016

PLC sebagai Perangkat Kendali dalam Otomasi Industri - Bagian 3 : Wiring Perangkat Input

Selamat datang kembali di JAGO Otomasi. Sebagian besar orang gagal dalam belajar PLC adalah tidak mampu menerapkan dalam kondisi riil. Rata – rata dari mereka terhenti di latihan pemrograman, simulasi dengan animasi atau modul kit. Hal ini dikarenakan pemahaman tentang perangkat hardware secara nyata tidak terlaksana, seperti contohnya tidak pernah melakukan instalasi program PLC, tidak pernah menyambung input atau output PLC secara mandiri. Sehingga pada saat bertemu dengan PLC, tombol, sensor , motor dan perangkat – perangkat lain orang tersebut belum tentu dapat merangkainya dengan benar.


Oleh karena itu, setelah mengetahui konfigurasi hardware dan pemetaan memori dari PLC, kali ini kita akan belajar bagaimana melakukan penyambungan perangkat input yang digunakan pada Sistem Otomasi. Perangkat input ini fungsinya sebagai pemberi perintah atau signal kepada PLC yang berkaitan dengan kerja sistem. Beberapa perangkat input yang paling sering digunakan adalah Push Button, Sakelar, Limit Switch, Sensor Proximity, Sensor Photoelectric dan lain – lain. Tahap penyambungan input ini sangat penting untuk dipelajari sebelum membuat program karena pemilihan jenis kontak pada program PLC akan sangat tergantung pada bagaimana input tersebut disambungkan.

Perangkat – perangkat input tersebut akan disambung ke PLC melalui pin pada terminal modul input, sehingga nantinya dapat mengaktifkan alamat input yang bersesuaian pada PLC. Prinsip utama dalam penyambungan tersebut adalah memberi tegangan (umumnya 24 V, bisa jadi ada PLC dengan nilai tegangan lain) kepada pin modul input. Tegangan 24 Volt dapat tercapai jika sebuah loop tertutup telah terbentuk, lihat Gambar 1. Field Device adalah perangkat input yang kita gunakan (Push Button), main path dan return path adalah terminal pada modul input PLC.
 Gambar 1. Dasar Wiring Input 1 Loop


Gambar 1 di atas menunjukkan 1 loop untuk 1 buah perangkat masukkan saat Push Button ditekan, mulai dari kutub positif sumber tegangan, Push Button, pin terminal input (I/O input), rangkaian dalam modul Input PLC dan kembali ke sumber tegangan pada kutub negative melalui return path. PLC sangat mungkin akan menerima lebih dari 1 masukan. Oleh karena itu, Return Path umumnya digabung menjadi 1 terminal yang disebut Common, sedangkan Main Path tetap terpisah-pisah untuk memungkinkan penyambungan masing-masing Push Button, Gambar 2.

Gambar 2. Dasar Wiring Input Common

Dari Gambar 2 bisa dilihat bahwa setiap input sudah terhubung dengan sumber tegangan dan pin modul input PLC. Contohnya, jika input 2 ditekan maka aliran arus listrik mengalir mulai dari +24V pada sumber tegangan, Input 2, pin input, modul input, Common dan kembali ke 0V catu daya.

Langkah penting dalam proses penyambungan input adalah menentukan sambungan catu daya pada Common. Common Input dapat dipilih pada referensi positif (24V) atau pada referensi negative (0). Penentuan ini bisa berdasarkan pertimbangan standard Common yang berlaku dalam perusahaan atau tipe sensor yang digunakan. Setiap perusahaan umumnya mengacu kepada standard tertentu dalam melakukan instalasi atau penyambungan kabel (wiring), terutama control. Jika sudah ditentukan standard yang digunakan adalah common negative, maka sebaiknya kita menyesuaikan. Hal ini akan berkaitan dengan pandangan aspek keselamatan, keseragaman dalam wiring dan ketersediaan sensor.

Perusahaan yang berpegang pada standard dengan common input positive berpendapat bahwa kabel memiliki kemungkinan akan terkelupas atau kontak dengan body panel. Sehingga jika kabel bertegangan 24V harus disambungkan pada sejumlah tombol dan sensor lalu ke pin – pin input, maka akan lebih meningkatkan resiko 24V short circuit terhadap body panel (ground),lihat Gambar 3 dengan tanda silang merah. Atau saat Push button ditekan, memungkinkan short circuit pada kabel bertanda silang hijau.


Gambar 3. Kemungkinan Short Circuit

Perusahaan yang berpegang pada standard dengan common input negative berpendapat akan lebih berbahaya jika kabel 0V harus disambungkan pada sejumlah tombol dan sensor dan ke pin – pin input, karena jika kabel bertanda hijau terkelupas atau kontak dengan body panel (ground) maka akan terbentuk loop semu sehingga pin input seolah – olah mendapatkan tegangan 24 V. Dengan kata lain PLC akan mendapatkan perintah yang tidak benar. Kesalahan seperti ini cenderung lebih sulit dideteksi daripada short circuit pada pemilihan common sebelumnya. Lihat Gambar 4 dengan tanda silang biru.




Gambar 4. Kemungkinan Signal Input Palsu


Tidak ada yang sepenuhnya salah atau sepenuhnya benar, karena ini kembali kepada kebijakan masing – masing. Sebagai contoh, sebagian besar industry Jepang memilih opsi pertama (com positive) sedangkan sebagian besar industry Jerman memilih opsi ke dua (com negative). Namun saya pribadi lebih cenderung menggunakan common negative dalam penyambungan input. Alasan lain selain kemungkinan adanya signal input palsu adalah kemudahan dalam menerapkan logika High/Low saat pengajaran. Sebagai contoh, saat input 1  pada Gambar 3 ditekan, maka terminal alamat input 0 pada PLC akan memiliki logika High (24V). Hal ini akan lebih mudah dipahami dengan menganalogikan “Ditekan” dengan kondisi "High" daripada dengan kondisi "Low" seperti halnya pada common Positive.

Pada kesempatan berikutnya kami akan membahas tentang jenis – jenis sensor dan bagaimana sensor tersebut dapat mempengaruhi proses wiring.

Baca artikel lebih banyak tentang Otomasi Industri di sini

#PLC #belajarPLC #Otomasi #belajarotomasi #input  #wiringPLC #wiringinput

4 komentar:

  1. Balasan
    1. betul mas Akbar, nanti kita bahas sensor PNP dan NPN nya :)

      Hapus
  2. mungkin siswanya harus dipahamkan hukum kirchoof dulu sbelum bljr plc gan biar gampang mudengnya dan gk jadi pemahaman beku + bisa mengatasi kalau ada input palsu .hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mas Satriyo, kalo siswanya belum paham hukum kirchoof bakal susah diajari wiring. kadang bikin deg-deg kalo ga dipantengin pas lagi praktek

      Hapus